Percik: Nur Alim Djalil Kami memasuki terowongan Mina bersama ratusan jemaah lain dari pelbagai bangsa. Kala itu musim haji 2002. Semangat di dada kami begitu bergelora sembari mengumandangkan takbir. Kami menuju jamarat, untuk melontar jumrah hari pertama, yakni Jumrah Aqabah. Tubuh kami masih lusuh terbalut pakaian ihram yang terasa sudah mulai kumal lantaran keringat dan…
Perjuangan Mencium Hajar Aswad
Catatan Pengalaman Naik Haji (4) Nur Alim Djalil Mencium Hajar Aswad adalah dambaan setiap muslim. Batu hitam yang diriwayatkan diambil dari surga itu sangat ingin dicium oleh siapa saja. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyunnahkan mencium batu hitam tersebut bila ke Tanah Suci. Ketika bersiap-siap berangkat haji musim 2002 lalu, saya diingatkan agar jangan terlalu ngotot untuk berusaha…
Jemaah Tersesat dan Cerita Lainnya
Catatan Pengalaman Naik Haji (3) Nur Alim Djalil Perjalanan bus jemaah Kloter 72 dari Jeddah ke Mekkah (102.63 km) adalah perjalanan yang penuh haru. Saya tidak kuat bertalbiyah. Setiap kali mengucapkan “Labbaik-Allahumma labbaik”, saya langsung terisak-isak. Saya seakan ingin meraung haru. Jujur, panggilan haji ini dengan menjadi ketua kloter begini, tidak pernah saya bayangkan sebelumnya….
Jemaah Mencari Pilot
Catatan Pengalaman Naik Haji (2) Nur Alim Djalil Pesawat akhirnya meninggalkan Bandara Hang Nadim, Batam. Ketika pesawat sudah dalam posisi normal, tenang, ada beberapa jemaah berulah lagi. Mereka ingin melihat-lihat ruang pilot. Mereka ingin melihat bagaimana pesawat diterbangkan. Beberapa jemaah justru mendesak kru pesawat agar pintu pilot dibuka. Seorang jemaah mewakili temannya mengatakan ingin mengetahui…
Penerbangan yang Mendebarkan
Catatan Pengalaman Naik Haji (1) Nur Alim Djalil Secara mental dan pengetahuan, saya belum siap menunaikan ibadah haji. Perasaan saya selalu mengatakan, “belum saatnya, nanti saja”. Namun “undangan” itu begitu cepat datangnya. Cerita-cerita mengenai kesucian Mekkah dan Medinah membuat saya merasa masih belum pantas untuk memijak kedua tanah yang disucikan itu. Pada musim haji 2002, saya mendapat…
Gadis Unta
Percik: Nur Alim Djalil Perempuan itu adalah perpaduan kekuatan dan kelembutan. Saya tidak tahu siapa yang kali pertama mengungkapkan ini tapi saya seratus persen setuju. Di balik kelembutan tersimpan kekuatan, di balik kekuatan ada kelembutan. Perpaduan keduanya adalah keindahan. Setiap teringat ketangguhan dan keteguhan seorang perempuan, saya selalu memutar ulang film “Tracks” yang dirilis pada…
Senandung Pagi Hari
Percik: Nur Alim Djalil Sisa dan remah ikan bakar, saya letakkan di pekarangan rumah dengan harapan dimakan kucing. Kasihan bila kucing yang berkeliaran di pekarangan kelaparan sementara saya dan keluarga di dalam rumah kekenyangan. Berkeliarannya kucing-kucing itu di pekarangan berarti menjadi tanggung jawab saya dan keluarga. Keesokan harinya, masih teramat pagi, saya bermaksud membersihkan pekarangan….
Lalat Nakal
Percik: Nur Alim Djalil Berbaring di kursi panjang ruang tamu, hujan di luar seperti tumpah. Saya menginstal salah satu aplikasi permainan untuk mengasah pikiran. Kapasitasnya juga tidak besar sehingga tidak terlalu mengambil tempat. Kalau menunggu, suntuk, jenuh atau apalah, bisa membuka aplikasi ini. Begitu pertimbangan saya. Download sudah menunjukkan angka 14%. Seekor lalat hinggap di ujung-sudut-kiri…