Menu
  • BERANDA
  • PERCIK
  • PERJALANAN
  • CATATAN LEPAS
  • CERPEN
  • MENULIS KREATIF
  • OPINI
  • NEWS
  • FOTO
  • KAMI

Pikiran Kalah

9 Juli 20259 Juli 2025

Nur Alim Djalil

Suatu siang saya berkendara ke arah Bilibili, Kabupaten Gowa. Di depan saya sebuah mobil truk pengangkut pasir. Ada yang menarik perhatian saya di truk itu. Di bawahnya terdapat tulisan: Meraih Bintang lengkap dengan gambar bintang.

            Saya tersenyum. Saya suka kalimat yang bergairah seperti itu. Bintang melambangkan sesuatu yang tinggi, kesuksesan, dan kehormatan. Bintang juga melambangkan perjuangan yang tidak sedikit untuk meraihnya. Mesti dengan cucuran keringat. Terkadang dibarengi air mata. Hanya prestasi dan pengorbanan luar biasa, yang pantas dilekatkan bintang.

            Saya membayangkan gairah supir dan pemilik truk itu. Mereka termotivasi untuk meraih yang terbaik. Setiap membaca tulisan di belakang truknya, pasti semangatnya  berlipat. Mungkin sang supir akan bersiul-siul penuh gairah setiap hari, tak peduli bagaimana panasnya cuaca saat ini. Laju truk itu bertujuan meraih bintang. Debu dan asap knalpotnya bertujuan meraih bintang.

            Suatu hari di mal, seorang remaja berjalan di depan saya. Gayanya sangat gaul. Ia mengenakan kaos hitam. Saya terbelalak ketika membaca tulisan di kaosnya: IQ-ku Jongkok. Sangat menggelitik namun kesannya sungguh konyol. Mungkin maksudnya hanya lucu-lucuan. Namun kesan yang ditangkap, pemilik baju itu sama sekali tidak mempunyai gairah. Sama sekali tidak punya keinginan untuk maju.  

John C Maxwell, dalam buku The Difference Maker menceritakan pengalaman Norman Vincent, penulis Power of the Plus Factor, bahwa suatu waktu Vincent melintas di sebuah studio tato di persimpangan Jalan Kowloon, Hong Kong. Ia melihat jenis-jenis tato yang ditawarkan. Salah satu tato itu adalah tulisan: Lahir untuk kalah. 

            Vincent bertanya apakah ada yang menawarkan diri untuk ditato dengan tulisan konyol seperti itu? Seniman di studio itu membuka catatan dan menyebutkan jumlah yang tidak sedikit. Vincent merasa ngeri mengapa ada orang yang ingin di tubuhnya melekat tulisan putus asa seperti itu. 

            Kalau orang itu berpikiran waras, menurut Vincent, ia sama sekali tidak akan memilih untuk ditato kalimat itu. Itu adalah gambaran orang-orang yang seakan tidak mau menumbuhkan semangat di dalam dirinya. 

            Saya suka pikiran-pikiran yang bergairah. Para pemikir modern selalu menekankan untuk mengubah sikap dengan mengubah pemikiran-pemikiran. Bila ingin berubah, tingkatkan cara berpikir kita. Karena kita tidak ingin seperti tulisan tato itu, yang lahir hanya untuk kalah. Bila kekalahan itu menjadi bagian dari pikiran kita maka setiap saat kita akan kalah.

  • YouTube
  • Spotify
  • Facebook

RECENTS POST

  • Pikiran Kalah9 Juli 2025
  • Garis Sama5 Juli 2025
  • Berau2 Juli 2025
  • Trans Jakarta1 Juli 2025
  • Braga1 Juli 2025
  • Sejarah Kampung Tidung di Makassar8 Agustus 2024
  • Bila Terjadi, Terjadilah!2 Juli 2024
  • Setelah Mencoblos 14 Maret 2024
  • Semesta Mendukung31 Januari 2024
  • Terus Berjalan20 Januari 2024

NOTES

  • 1win_wmer pada Jemaah Mencari Pilot
  • EddieEmort pada Bila Terjadi, Terjadilah!
  • Jamesned pada Masjid Kuno Bayan Beleq
  • Michaeljab pada Sulung Mendaki Mahameru
  • ChrisVox pada Hari yang Berharga
©2025 | Powered by WordPress and Superb Themes!